Bot Dinyatakan Lebih Banyak Menang Daripada Manusia di OpenAI Dota 2

Rabu, 24 April 2019 | 20:30
Twitter

Dota OpenAI

GridGames.ID - Para pengembang OpenAI merasa percaya diri ketika sekelompok manusia yang bermain Dota 2 dengan bot justru mengalami lebih banyak kekalahan.

Dalam 7257 pertandingan antara manusia dan OpenAI Five, AI memenangkan 4075 pertandingan. Sementara itu, manusia malah mengakui kekalahan sebanyak 3140 kali, dan 42 pertandingan berakhir dengan kekalahan AI.

Dilansir dari laman The Verge, kemenangan dari tim OpenAI tersebut mencapai 99,4 persen. Gokil!

Baca Juga : Dendi dan Xepher Cabut Dari Tim Tigers Dota 2, Penggemar Kecewa

Tim OpenAI sendiri adalah program bot yang dikembangkan di San Fransisco, California, yang membuka akses bagi gamer amatir untuk bersaing dengan teknologi.

Kemenangantim OpenAI saat melawan tim juara Dota 2 OG,menambahkanpercaya diri dalam kekokohan agen mereka untuk membiarkan orang awam berinteraksi dengan AI.

Selain mode kompetitif manusia vs AI, tim OpenAI juga memungkinkan pemain untuk berpartisipasi dalam tim kerja sama yang menggabungkan manusia dengan AI.

Hal tersebutberpotensi menjadi aplikasi paling menghibur untuk para pemain Dota AI yang jauh lebih unggul ini, dan memang, orang-orang tampaknya lebih menyukai opsi kooperatif, memainkan lebih dari 35ribu game dalam mode tersebut.

Butuh lebih dari enam jam bermain sebelum tim manusia mengklaim kemenangan di pertandingan ke 459. Hanya 22 dari 3193 tim manusia yang pernah mengklaim kemenangan melawan AI.

Baca Juga : Tim eSports Terbaik Dota2, OG Dikalahkan Tim AI Kecerdasan Buatan

Total waktu bermain antara manusia dan AI setara dengan 10,7 tahun, yang mengesankan sampaikalian mengetahui bahwa OpenAI Five menghasilkan data sebanyak ini setiap 12 menit pelatihan dengan bermain melawan dirinya sendiri.

Sekarang, setelah periode tantangan manusia amatir berakhir, tim OpenAI akan meninjau data yang dikumpulkan dan akan menggunakan Dota 2 sebagai platform penelitian untuk pengembangan lebih lanjut dari sistem AI yang kuat. (*)

Editor : Rian Sidik

Sumber : The Verge

Baca Lainnya