Langkah Mobile Legends jadi Esports paling Dinamis di Indonesia

Kamis, 31 Oktober 2019 | 18:30
Dok. Moonton

Panggung Playoffs MPL ID Season 4

GridGames.ID - Perjuangan EVOS Esports akhirnya berhasil membawa pulang piala Mobile Legends: Bang Bang Professional League Indonesia Season 4 (MPL ID Season 4) setelah kandas di 3 musim sebelumnya.

Sejak MPL ID Season 1hingga saat ini, belum pernah ada satu tim yang berhasil menjadi juara lebih dari satu kali, sepertiSeason 1 yang dijuarai oleh tim NXL>, Season 2 oleh RRQ, Season 3oleh Onic Esports dan Season 4 dijuarai oleh EVOS Esports.

Dok. Moonton
Dok. Moonton

Mobile Legends: Bang bang Professional League Indonesia (MPL ID)

Menurut Frans “Volva” Riyando, shoutcaster sejak MPL ID Season 1 sampai Season 4, dinamisnya eSports MLBB terjadi karena banyaknya jumlah pemain dan aktifnya komunitas game ini.

“Kalau saya bilang, game ini adalah game yang pro rakyat. Bukan cuma memperkuat dan memperbanyak event besar di ibu kota, dari awal Moonton juga menghidupkan komunitas-komunitas kecil di berbagai daerah. Bahkan komunitas- komunitas ini sekarang juga bisa berjalan sendiri tanpa bantuan,” katanya.

Menurut Volva, dibandingkan game-game lainnya, game-game tadi juga mengalami penurunan jumlah player yang mengejar ke tingkat kompetitif, karena itu, aliran suplai pemain baru pun jadi tersendat.

“Ditambah lagi, perubahan MPL yang jadi sistem franchise juga memaksa tim-tim profesional yang berlaga jadi lebih berani dan aktif mencari pemain berbakat karena pertaruhannya jadi lebih besar,” tambah Volva.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Donkey Berniat Pensiun Dari Mobile Legends

Nggak cuma Volva,Veronica “Velajave” Fortuna, yang jadi shoutcaster MPL ID S4 dan memiliki pengalaman sebagai shoutcaster di game lain juga berpendapatdinamisnya eSports MLBB terjadi karena META-nya yang berubah begitu cepat.

“META MLBB cepat banget berubahnya, menurutku. Kalau pemain tidak mampu mengikuti perkembangan tersebut, mereka bisa stuck di titik yang sama. Misalnya, ONIC. Permainan mereka dari awal Season memang sudah terbaca oleh lawan-lawannya dan mereka tidak berhasil menciptakan teknik ataupun strategi baru. Sedangkan Alter Ego, mereka menciptakan combo baru dengan Xborg, Kimmy, ataupun Badang. Alter Ego lebih berani ambil resiko,” katanya.

Lain lagi denganVincent “Oddie” Indra, seorang shoutcaster di beberapa game eSports di Indonesia, memiliki perspektif yang berbeda dari beberapa rekan-rekannya di sini.

Menurutnya, dinamisnya pergerakan dunia persilatan MLBB diakibatkan pada sejarah para pemainnya.

“Sebagian besar pemain MLBB memang mengawali karier mereka di tingkat profesional dari MLBB dan juga belum lama. Hal ini sangat berbeda dengan para pemain Dota 2 dari BOOM yang sudah bermain 7-8 tahun. Jam terbang itu membuat para pemainnya jadi lebih mudah adaptasi. Di game MOBA mobile satunya, banyak pemain sana yang sebelumnya bermain di game MOBA PC yang membuat mereka jadi cepat belajar dan beradaptasi. Hal ini terlihat dari R7 (RRQ) dan Phoenix (Aura) namun sedikit sekali pemain seperti itu di MLBB,” kata Oddie.

Dok. Moonton
Dok. Moonton

Vincent “Oddie” Indra, shoutcaster game eSports

MenurutMochammad Ryan “KB” Batistuta, yang setia menemani Volva jadi shoutcaster dari MPL ID Season 1, menjelaskan lebih detail dari beberapa kasus.

“ONIC itu hampir sama kayak RRQ dulu waktu Season 1. Memang kuat tapi pergerakan mereka sekarang sudah dianalisis dan dibaca. Semua tim tentu saja mencoba mencari celah dan memelajari kelemahan tim-tim yang dianggap kuat. Semakin tinggi dan semakin sering sebuah tim dapat spotlight, semakin banyak dan sering juga kita diperhatikan. Kebalikannya adalah Alter Ego. Tim ini sebelumnya memang jarang jadi pusat perhatian padahal perkembangan mereka pesat banget. Semakin sedikit orang yang tahu Alter Ego, semakin bagus juga peluang mereka,” ungkapKB.

Baca Juga: 16 Tim yang Siap Bertanding di Mobile Legends World Championship (M1)

“META nya memang akan terus bergerak selama hero baru juga bertambah,” ujar Volva tegas yang disetujui oleh Oddie dan Vela.

Hero-hero baru di MLBB biasanya akan lebih difavoritkan dan lebih kuat ketimbang hero lama, hal ini wajar karena memang hero baru belum diujikan sebanyak hero-hero lama di ajang kompetitif sehingga masih butuh penyesuaian.

Sebaliknya, hero-hero lama jadi kurang menarik jikanggak di-rework karena sudah dihafalkan segala macam strateginya.

Dengan begitu, dinamisnya eSports MLBB di Indonesia, apakah hal tersebut berdampak positif atau negatif untuk ekosistem kita?

Dylan Chia, MPL Indonesia Marketing Director, mengatakan, “saat ini, kami tidak melihat dampak negatifnya. Semangat kompetitif yang tinggi itu selalu baik bagi para atlet, layaknya motto dari Olimpiade, ‘Higher, Faster, Stronger.’ Jika kita ingin sukses, kita harus berlatih keras, membangun diri, menjaga disiplin, dan mampu bekerja sama.”

Di satu sisi, persaingan kompetitif antar pemain dan tim yang begitu dinamis ini memang jadi satu alasan besar kenapa MLBB masih menjadi eSports paling populer di Indonesia.

"Perkembangan eSports MLBB yg begitu cepat membuat setiap turnamen dan setiap pertandingan jadi tidak monoton," katanya.

Baca Juga: Setelah Penantian Panjang, EVOS Esports Raih Juara 1 MPL ID Season 4

Ryan juga menambahkan bahwa tingginya tingkat kompetisi MLBB di Indonesia membuat kitajadi acuan eSports game ini buat negara-negara lainnya.

Selain itu, menurut Velajave, dinamisnya MLBB juga akan memaksa para pemainnya untuk berkembang cepat.

"Jadi, terpaksa berkembang itu positif juga. Tapi... ada 'tapi'nya ini. Buat mereka yang bermental kurang, hal ini akan membuat mereka cepat putus asa. Ini juga tidak bagus buat mereka-mereka yang sudah mengorbankan segalanya namun harus tersingkir cepat," tutup Velajave.

Apa yang disampaikan Veronica tadi memang masuk akal karena tidak semua pemain yang cukup beruntung bisa seperti JessNoLimit ataupun Jonathan “Emperor” Liandi yang bisa terus berkarier meski melepas predikat sebagai pro player.

Instagram.com/JonathanLiandi

Evos Emperor & JessNoLimit

Solusinya mungkin memang harus dikerjakan bersama-sama oleh semua komponen di ekosistem eSports Indonesia karena, selain masalah ini nyatanya terjadi di semua game eSports, pekerjaan besar ini membutuhkan banyak kooperasi dari berbagai pihak.

Baca Juga: Bukti Perjalanan Mobile Legends Bangun Ekosistem Esports Indonesia

Kebutuhan untuk terus sekolah atau kuliah harus ditanamkan ataupun bahkan diwajibkan buat semua pro player, misalnya, bisa jadi salah satu solusi yang bisa digarap bersama.(*)

Editor : Amalia Septiyani

Baca Lainnya