5 Alasan Indonesia jadi Trendsetter Esports Dunia untuk Mobile Legends

Senin, 02 Desember 2019 | 18:30
Moonton

Panggung MPL ID Season 4

GridGames.ID - Atlet eSports Indonesia memang sudah mengukir prestasi di tingkat dunia sejak beberapa tahun silam.

Fnatic/XcN yang berisikan para pemain Indonesia seperti Farand Kowara, Ariyanto Sonny,dkk. berhasil jadi juara sejumlah kompetisi DotA tingkat internasional.

Torehan prestasi atlet-atlet eSports Indonesia tadi belum berhasil menjadikan Indonesia sebagai kiblat eSports dunia untuk game-nya masing-masing.

Melihat ke sisi lain, Mobile Legends: Bang Bang berpeluang besar menjadikan Indonesia sebagai trendsetter eSports-nya di tingkat dunia.

Baca Juga: Jadwal Lengkap e-Sports Mobile Legends: Bang Bang di SEA Games 2019

Berikut 5 alasan Mobile Legends: Bang Bangbisa menjadikan Indonesia trendsetter esports dunia.

1. Dominasi Tim-tim Indonesia di Ajang Esports Internasional

Indonesia bisa dibilang mendominasi ajang esports MLBB internasional di 2019 berkat 2 ajang esports internasional yang dengan all-Indonesian final, yakni MSC 2019 (ONICvs Louvre di Grand Final) dan M1 World Championship 2019 (EVOS dan RRQ di Grand Final).

Menurut cerita Lucas Mao selakuMPL Indonesia League Commisioner, para pemain MLBB di Turki juga bahkan memperhatikan MPL Indonesia untuk mempelajari strategi dan skill permainan para pemain Indonesia.

“Ada satu cerita menarik yang kami dapatkan saat menggelar turnamen di Turki bulan Juli lalu. Gamer di sana mengaku sebagai fans berat ONIC dan mengikuti perkembangan MPL Indonesia untuk meningkatkan skill bermain mereka.” ujar Lucas.

2. Signifikansi Publisher Menggarap Esport Tingkat Dunia

Moonton menjadi publisher MLBB di banyak negara-negara di duni, hal ini membuat mereka bisa menerapkan strategi marketing dan esports yang sama di berbagai negara.

Lucas Mao bercerita bahwa Moonton juga melakukan penetrasi pasar ke sejumlah negara seperti Rusia, Brazil, Turki, Amerika Serikat, dan yang lainnya untuk meningkatkan jumlah pemainnya di negara-negara tersebut.

Di saat yang sama, Moonton juga akan membangun ekosistem esports di banyak negara.

"Kami tidak melihat ada kesulitan untuk meningkatkan jumlah pemain (marketing) dan membesarkan ekosistem esports di satu negara di saat yang sama. Jadi, kami bisa menjalankan dua strategi itu bersama-sama.” Ujar Lucas saat ditemui di gelaran M1 World Championship, di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia.

Baca Juga: Belajar Jadi User Mage di Mobile Legends yang Baik dan Benar

Membesarkan jumlah pemain game dan menghidupkan ekosistem esports sebenarnya memang dua hal yang berbeda namun sama pentingnya, dimana publisher game memegang peranan penting untuk dua target ini.

Dengan publisher yang sama di semua wilayah, mereka bisa melakukan strategi marketing dan pembangunan ekosistem yang terintegrasi dengan arah yang sama.

Hal ini juga sebenarnya sudah terbukti karena Indonesianggak hanya jadi pasar terbesar untuk MLBB namun untuk beberapa game lainnya.

Namun karena absennya strategi marketing dan esports yang terintegrasi, game-game tersebut gagal menghantarkan Indonesia jadi pusat esports-nya di dunia.

3. Penetrasi Pasar Gamer di Satu Negara

Untuk MLBB di Indonesia, ekosistem esports-nya memang dibangun setelah gamenya dimainkan banyak orang dan komunitasnya terbangun.

“Saat itu kami juga sudah memegang data retention rate para gamer di seluruh dunia yang menunjukkan bahwa gamer memang suka bermain game MOBA dan ada potensi besar di Asia Tenggara.”ujar Lucas saat bercerita tentang awal mula esports MLBB di Indonesia.

“Sejak awal dirilis, kami juga sudah merasakan perkembangannya karena melihat dua hal. Pertama, banyak orang memperbincangkan MLBB di media sosial dan kami melihat gamer ternyata suka sekali bermain MOBA di ponsel mereka masing-masing. Kedua, dari data yang kami punya saat itu, angka retention-nya sungguh menakjubkan. Data itu menunjukkan banyak sekali gamer yang memainkannya setiap hari.”

Sampai artikel ini ditulis, Indonesia masih menyumbangkan pemain dan fans esports terbanyak untuk MLBB jika dilihat dari data viewer M1 World Championship 2019 kemarin, dimana penonton dari Indonesia mencapai 5x lipat lebih banyak dari penonton streaming berbahasa Inggris.

Jumlah pemain MLBB yang masif di Indonesia membuat ekosistem esports-nya jadinggak pernah kekurangan talenta-talenta muda yang berbakat.

Baca Juga: Biar GG! Ini Dia Build Item Hero Wanwan Mobile Legends Tersakit

Jumlah pemain MLBB di Indonesia jugalah yang membuat ekosistem esports MLBB jadi yang paling dinamis di tanah air jika dibandingkan dengan game-game lainnya di sini.

Frans “Volva” Riyando, salah satu shoutcaster untuk MPL Indonesia sejak Season 1 mengatakan, “Kalau saya bilang, game ini (MLBB) adalah game yang pro rakyat. Bukan cuma memperkuat dan memperbanyak event besar di ibu kota, dari awal Moonton juga menghidupkan komunitas-komunitas kecil di berbagai daerah. Bahkan komunitas-komunitas ini sekarang juga bisa berjalan sendiri tanpa bantuan.”

Menurutnya juga, game-game esports lain jadi tak lagi dinamis karena memang kehabisan suplai pemain baru.

4. Standarisasi Ekosistem Esports Lintas Negara

Dalam hal MLBB, ekosistem esports Indonesia sudah menjadi standar untuk ekosistem esports di negara lainnya.

Konsep Mobile Legends Professional League (MPL) pertama kali dijalankan di Indonesia yaitu dengan MPL ID S1 (13 Januari - 1 April 2018), kemudian dijalankan untuk kawasan Malaysia-Singapura dan selanjutnya diimplementasikan di Filipina dan Myanmar.

Baca Juga: Intip Keseruan Mobile Legends: Bang Bang Carnival di Balikpapan, Kuy!

Saat di Axiata Arena, Lucas pun bercerita tentang rencananya untuk mengimplementasikan MPL ke negara-negara selanjutnya.

Indonesia juga menjadi negara pertama dengan sistem turnamen yang berbentuk franchise untuk esports mobile game.

Jika sistem franchise ini juga bisa diterapkan di negara-negara lainnya, Indonesia kembali menjadi tolak ukur sistem turnamen tertutup untuk game mobile.

Baca Juga: Jengkelin! 5 Hero Mobile Legends Ini Hobi Ngetroll Temen Satu Tim

Standarisasi ekosistem esports ini juga sebenarnya penting karena turut menentukan kualitas para pemain profesionalnya.

Hal ini terlihat dari gelaran M1 World Championship, hanya 2 tim non-MPL yang berhasil lolos ke babak Playoff, yakni 10S Gaming dari Jepang dan VEC Fantasy Main dari Vietnam.

5. Bursa Pasar Atlet Esports Tingkat Internasional

Jika Indonesia benar-benar ingin jadi pusat esports untuk MLBB, bursa pasar pemain esports jadi elemen penting yang harus diperhatikan.

MPL Indonesia sendiri memang sudah pernah mendatangkan beberapa pemain dari luar negeri seperti SaSa yang bermain untuk ONIC.

Tentunya, akan lebih menarik lagi jika lebih banyak pemain luar yang berlomba-lomba untuk bertanding di liga Indonesia.

Baca Juga: Carmilla Mobile Legends, Hero Support yang Punya Kemampuan CC

Sebaliknya, hal yangnggak kalah menarik adalah jika pemain-pemain MLBB Indonesia bisa ditarik untuk bermain di liga luar negeri.

Meski memang kelihatannya menarik, pasar bursa transfer pemain tingkat global masih punya PR panjang seperti penguasaan bahasa agar bisa berkomunikasi satu sama lainnya.(*)

Tag

Editor : Amalia Septiyani