Peran Penting Pelatih dan Rencana Tim-Tim MPL untuk MPL ID Season 5

Selasa, 31 Desember 2019 | 13:35
GridGames

EVOS Legends bersama pelatihnya, Bjorn Ong, di M1 World Championship

GridGames.ID - Peran pelatih memang menjadi salah satu yang paling penting untuk performa para atlet di dalam sebuah tim esports.

Seperti tim-tim yang bertanding di Mobile Legends: Bang Bang Professional League Indonesia (MPL ID) sebenarnya nggak hanya soal para pemainnya.

Namun juga soal profesionalisme manajemen dan adu strategi para pelatihnya.

Baca Juga: Prestasi EVOS Membawa Indonesia di Kejuaraan Esports Tingkat Dunia

Wibi “8Ken” Irbawanto, salah satu shoutcaster untuk MPL ID S4, mengungkap bahwa pelatih menjadi sosok yang kian penting semakin tinggi tingkat kompetitif suatu liga serta orang keenam dalam suatu tim yang membantu para pemain mendapatkan pandangan yang berbeda dengan perspektif yang lebih luas.

“Layaknya peribahasa gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak, kadang pemain sulit mengidentifikasi isu-isu yang terjadi dengan dirinya dan tim mereka. Karena itu, pelatih hadir untuk membantu mengidentifikasi masalah tersebut dan menemukan solusi yang relevan untuk memperbaiki performa tim. Ada atau tidak adanya pelatih dapat menentukan beratnya beban para pemain dalam berlatih setiap harinya. Dengan adanya pelatih, pemain bisa lebih banyak meluangkan waktu dalam memperbaiki permainan mereka karena pelatih sudah memangkas beban melakukan identifikasi masalah dan pencarian solusi,” ujar 8Ken.

Selain 8Ken, Ade Setiawan, seorang Data Analyst MLBB untuk EVOS Esports, juga menyampaikan pendapatnya terkait peran pelatih dalam suatu tim.

“Peran pelatih, menurut saya, pastinya mengarahkan tim agar bisa jadi lebih baik dari segi individu maupun secara tim sehingga bisa membawa mereka menjadi pemenang. Seorang pelatih juga harus bisa memahami situasi dalam tim dan mencari solusi jika terjadi sebuah perbedaan pendapat dalam tim. Jadi, diperlukan sebuah ide yang cemerlang atau pemikiran out-of-the-box agar bisa menjadipelatih yg hebat. Dan, yang paling penting menurut saya, pelatih yang hebat adalah mereka yang bisa berteman dekat dengan timnya. Karena dari kedekatan individu. kita mampu memelajari serta memahami sesuatu hal lebih cepat dari biasanya. Jadi bukan hanya sekedar partner kerja saja atau pembuat strategi semata,” ujar Ade.

Nggaksedikit orang yang mengatakan bahwa Bjorn Ong menjadi faktor penentu atas kemenangan EVOS Esports di MPL ID S4 dan M1 World Championship 2019.

Namun demikian, meski coach yang satu ini juga berhasil menghantarkan EVOS SG jadi juara MPL MY/SG Season 4, performa tim tersebut di M1 terbilang mengecewakan karena tidak lolos babak grup.

Ade pun memberikan komentarnya terhadap sang coach EVOS.

“Menurut saya, sosok Bjorn Ong adalah pelatih yang sangat amat berambisi dan mempunyai pemikiran yang luar biasa. Mungkin karena dia nokturnal kali ya. Selain itu, dia juga bisa bekerja secara profesional, bisa menjadi teman untuk tim, dan bisa mengatasi beberapa permasalahan yang bisa dibilang privacy bagi para pemain. Ya walaupun agak kepo-an banget orangnya dan aneh tapi patut diacungi jempol,” ujar Ade.

Sedangkan menurut 8Ken, Bjorn adalah pelatih yang menarik dan cocok dengan kultur EVOS Esports sehingga memudahkan para pemainnya lebih mudah beradaptasi dan menyesuaikan dengan arahan-arahan sang pelatih.

Namun, seorang pelatih nggak bisa serta merta membuat timnya jadi juara.

8Ken pun memberikan contoh bahwa di olahraga tradisional, ada juga pelatih-pelatih hebat yang nggak mampu membawa timnya juara seperti Greg Popovich di Antonio Spurs tahun 2019 ataupun Jose Mourinho di MU pada awal tahun yang sama.

Baca Juga: Surprise! Acil Balik Lagi ke RRQ untuk Jadi Pelatih Divisi MLBB

Demikian juga dengan RRQ di MPL ID S4 dan M1, dimana 8Ken memberikan pendapatnya bahwa RRQ butuh waktu untuk meningkatkan chemistry antara pelatih dan para pemainnya.

GridGames
GridGames/Amalia Septiyani

RRQ hendak berangkat ke Malaysia untuk berlaga di M1

“EVOS hanya lebih beruntung menemukan pelatih yang bisa dengan mudah mengintegrasikan diri ke dalam tim,” katanya.

Meski berisikan para pemain bintang dan juga menggunakan coach yang punya pengalaman, tim yang pernah jadi juara MPL ID S2 ini harus rela berada di posisi runner-up di MPL ID S4 dan M1.

Andrian Pauline, CEO dari RRQ, mengaku masih akan menggunakan coach untuk tim MLBB mereka di MPL ID S5 meski, saat artikel ini ditulis, ia mengaku belum menemukan sosok pelatih baru untuk timnya.

GridGames
Amalia Septiyani

Andrian Pauline Husen (CEO RRQ)

Baca Juga: Akan Bermain Lepas, RRQ Siap Berlaga di M1 World Championship

Berbeda lagi dengan COO dari Alter Ego (AE), Indra Hadiyanto, sempat bercerita bahwa Alter Ego sendiri sebenarnya juga memiliki coach untuk MPL ID S4.

Namun, berhubung ada masalah keluarga dan MPL nggak mengizinkan pergantian coach, tim AE tidak punya pelatih yang menemani para pemainnya sampai akhir musim.

Untuk Season 5 nanti, Indra juga mengatakan akan menunjuk pelatih untuk tim MLBB mereka meski ia belum bisa mengatakan siapa orangnya.

“Untuk MPL ID S5, kami akan ada coach. Cuma untuk nama, mungkin masih dirahasiakan. Kita belajar dari S4, karena coach boleh melakukan briefing sebelum pertandingan dimulai, hal tersebut berefek besar dalam segi draft dan taktik,” ujarnya.

Alter Ego sendiri memang memberikan kejutan yang positif karena berhasil berakhir di peringkat 3, baik itu di babak Regular Season ataupun Playoffs.

Baca Juga: Ini Rahasia Alter Ego dalam Menundukan Tim-tim Favorit Juara MPL

Selain RRQ dan Alter Ego, Genflix Aerowolf juga memberikan komentarnya.

Ershad Riansyah, Head of Pro Team dari Aerowolf ini mengatakan bahwa timnya juga baru mendapatkan coach di pekan ketujuh babak Regular Season MPL ID S4.

Pelatihnya yang bernama Alfian Gusti Syahrial aka ZoZo juga masih akan digunakan untuk MPL ID S5 nanti.

Baca Juga: Mengapa Genflix Aerowolf Terpuruk di MPL ID S4? Ini Jawaban KB & Oddie

Kebalikan dari Alter Ego, tim baru yang menusuk ke peringkat atas, Aerowolf merupakan tim lama yang justru tersungkur performanya di musim keempat.

Padahal, tim ini bisa dibilang papan atas dan ditakuti lawan-lawannya di musim-musim sebelumnya.(*)

Editor : Amalia Septiyani

Baca Lainnya