GridGamesID -Sempat dipandang sebelah mata, beberapa tahun ini esports mulai diakui.
Dengan memanfaatkan game online, esports dengan cepat berkembang ke seluruh penjuru dunia.
Sekarang game yang dilombakan juga makin beragam.
Bicara soal perkembangan esports, rasanya negara Tiongkok tidak bisa dilupakan.
Baca Juga: Streamer Ini Sukses Dapatkan $2 Juta Dari Streaming untuk Donasi
Negeri Panda ini bisa dibilang jadi salah satu negara yang berhasil memproduksi tim dan atlet berkualitas.
Nama-nama seperti Gen.G, NewBee, PSG.LGD, Royal Never Give Up, Invictus Gaming, dan FunPlus Phoenix pastinya sudah tidak asing lagi untuk kalian.
Di Tiongkok sendiri, esports adalah bisnis yang sangat besar dan mendapat perhatian penuh dari pemerintah.
Baca Juga: Ini Dia 7 Tips Wajib Menjadi Professional Player PUBG Mobile
Dikutip dari CNN Business, industri esports Tiongkok saat ini bernilai 100 miliar Yuan atau sekitar Rp 200 triliun.
Untuk meraih kesuksesan ini ternyata rata-rata atlet esports Tiongkok punya sistem pelatihan yang cukup ketat.
Misalnya adalah para anggota dari tim Royal Never Give Up (RNG) yang akan tampil di kejuaran League of Legends.
Baca Juga: Cerita Sarah Viloid yang Sukses Beli Rumah Dari Hasil Bermain Game
Dilansir CNN Business, para pemain diwajibkan berlatih setidaknya selama 14 jam sehari.
Semua itu juga dilakukan selama 7 hari penuh tanpa hari libur.
Mereka mulai berlatih pukul 1 siang diawali dengan bermain solo selama 4 jam.
Baca Juga: VKLiooon Jadi Wanita Pertama yang Raih Gelar Hearthstone Grandmasters
Selanjutnya mulai pukul 5 sore, mereka mulai bermain sebagai tim untuk mencoba berbagai strategi dan melatih kerja sama.
"Setelah itu makan malam, jalan-jalan sebentar, olahraga dan mandi," kata manager tim, Bi Lianli.
"Mereka mulai berlatih lagi pukul 7 malam, bertanding dengan tim-tim lain sampai pukul 11 malam. Setelah itu mereka berlatih menyusun strategi sendiri sampai pukul 4 pagi lalu tidur," sambungnya.
Baca Juga: Ketat Banget! Tim Dota 2 PSG.LGD Dilarang Main HP Supaya Fokus Latihan
Untuk menjaga kesehatan, tim dokter dan ahli fisioterapi juga berjaga-jaga.
Aturan yang ketat ini memang sengaja dibuat untuk menciptakan mental juara pada para atlet.
"Tujuan kami adalah untuk menang. Bukan untuk bersenang-senang. Semua orang ingin menang," kata Lianli.
Baca Juga: Kaesang Fokus Latihan Mobile Legends 8 Jam Sehari Demi MPL Season 5
Tuntutan untuk meraih prestasi juga sangat tinggi. Tekanan seperti ini terus diberikan kepada para pemain.
Para pemain selalu punya mindset 'aku akan diganti jika tidak punya prestasi'.
Bagi atlet, kedisiplinan dan tuntutan untuk menang memang sebuah kewajiban.
Baca Juga: Gokil! Tim SoloMid Bangun Pusat Pelatihan eSports Terlengkap di Dunia
Selain di Tiongkok, pastinya ada banyak negara lain yang juga punya pola pelatihan esports sendiri yang tidak kalah ketat.
Model pelatihan dan kedisiplinan di atas bisa jadi pelajaran untuk kalian semua yang ingin berkarir di dunia esports.
Kalian siap? (*)
Baca Juga: Mengenal Map Mini Indonesia, Lokasi Latihan di Dalam Game Point Blank