Mengenal “Umbra: Amulet of Light”: Game Puzzle Buatan Anak Bangsa

Rabu, 30 Desember 2020 | 18:30
Niji Games

Umbra

GridGames.ID - Kalau saat ini kamu sudah berada di momen di mana merasa bosan dan capek push rank di game online seperti PUBGM, Mobile Legends atau Free Fire, ini saatnya kamu main game yang casual atau yang bisa dimainin sambil nyantai.

Ngomongin soal game casual, ada satu game mobile casual yang cocok banget untuk dimainin saat lagi santai, namanya Umbra: Amulet of Light.

Ada beberapa alasan kenapa GridGames rekomendasikan game ini, guys.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru, Netmarble Hadirkan Update Game A3: Still Alive

Pertama, game ini modelnya puzzle gitu jadi kita bisa main sembari mengasah kemampuan otak kita.

Kedua dan yang paling penting adalah game ini merupakan buatan developer lokal, lebih tepatnya karya Niji Games.

Beberapa hari yang lalu, GridGames berkesempatan ngobrol dengan Nikko Soetjoadi selaku founder Niji Games seputar game teranyarnya ini.

Baca Juga: Garena Free Fire Umumkan Elite Pass Season 32 Pertama Tahun 2021

Ketika ditanya apakah Umbra termasuk hyper casual game yang mana artinya sebuah game dengan mekanik sangat mudah dan bisa dimainkan kapan saja, Nikko mengatakan kalau Umbra adalah casual game.

“Umbra lebih ke casual game, bukan hyper casual game. Memang mudah dimainkan, tapi mekanik dan temanya lebih ke casual game,” ujar Nikko.

Untuk kamu yang belum tau, Umbra: Amulet of Light itu adalah game puzzle dimana kita harus mencocokan bayangan yang dihasilkan objek dengan proyeksi yang ada di tembok.

Kedengarannya simpel, tapi kalau dimainin baru deh berasa susahnya.

“(Umbra) adalah shadow puzzle game yang mana kamu harus menyamakan bayangan dari blok dengan proyeksi yang ada di tembok,” jelas sang pengembang.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru, Animal Crossing Hadirkan Beragam Item Spesial

Niji Games

Umbra

Nikko juga turut membocorkan kalau pembuatan game ini memakan waktu sekitar 6-8 bulan.

“Ini adalah game 3D pertama kami, jadi memakan waktu sekitar 6 bulan pengembangan, untuk menyelesaikan game-nya, dan beberapa waktu untuk akhirnya mendapatkan tampilan akhir. Sekitar 6 sampai 8 bulan lah,” lanjutnya.

Baca Juga:Game Cyberpunk 2077 Tetap Laris Terjual Meski Banyak Ditemukan 'Bug'

Meskipun ini adalah kali pertama Niji Games mengembangkan sebuah game 3D, namun Nikko mengaku tingkat kesulitan membuat Umbra jika dikasih angka adalah 7 dari 10.

Tuh guys, David Yin dengan Storms aja yang bukan asli Indonesia mau mendukung perkembangan game buatan anak bangsa. Kita juga nggak boleh kalah nih.

Yuk kita dukung dengan mainkan game buatan studio lokal seperti Umbra: Amulet of Light.

Menjadi game pertama yang di-publish Storms

Storms sendiri adalah hyper casual game publisher sekaligus platform komunitas game yang selalu mendukung studio game indie khususnya di Indonesia.

Bahkan, CEO Storms, David Yin mengatakan kalau dirinya sudah mendukung komunitas game Indonesia selama 12 tahun.

“Aku adalah pendukung garis keras komunitas game Indonesia. Aku sudah mendukung komunitas game Indonesia lebih dari 12 tahun sekarang, sejak zaman Nokia,” aku David Yin.

Interview dengan Storms dan Niji Games

Menjadi pendukung komunitas game lokal ternyata membuat David mengenal Niji Games, lebih tepatnya David bertemu dengan Nikko melalui program tahunan Google, Indie Game Accelerator 2018. Hingga akhirnya Storms menjadi publisher Niji Games.

Baca Juga: Masih Ada! PlayStation Plus Bagikan 4 Game Gratis Selama Desember

Ketika ditanya apa alasan Storms menjadikan Umbra: Amulet of Lights sebagai mobile game pertama yang mereka publish, David mengatakan kalau Umbra adalah game yang menawan.

“Saat kita pertama kali ngomongin tentang game ini, kita jatuh cinta dengan Umbra. Game ini punya banyak hal keren, art style yang indah, fakta kalau ini adalah game 3D dan punya tampilan yang cantik dan juga cukup simpel untuk memainkannya,” sebut David.

Namun di luar semua kelebihan Umbra, David kembali mengatakan kalau ia ingin membantu dan mendukung studio game lokal, lebih tepat studio game indie lokal.

“Untukku secara personal, aku ingin membantu studio game indie Indonesia tumbuh. Karena saat ini pasar (game) Indonesia lagi ramai banget. Game dari studio besar mendominasi pasar Indonesia. Masalahnya adalah banyak studio game Indonesia yang merasa terpojok,” ucap CEO Storms ini.

Baca Juga: Setelah 28 Tahun, Game Boy Diketahui Ternyata Punya Keyboard Khusus!

Storms juga mengaku ingin menjadi mentor untuk membantu studio game indie Indonesia seperti Niji Games untuk mengatasi permasalahan di atas.

Goals kedua kita adalah menjadi mentor dan memberi nasihat kepada developer game indie seperti Niji Games seputar strategi penetapan harga, strategi menjadi global, strategi periklanan, strategi akuisisi penggunaan berbayar, dan analisis data di dalam game,” ucap David.

Kalau kamu punya studio game dan tertarik untuk menerbitkan game kamu dengan Storms, kamu bisa langsung cek website mereka di www.storms.com untuk informasi lengkapnya. (*)

Tag

Editor : Amalia Septiyani