GridGames.ID -Riot Games segera melakukan pengintaian terhadap voice chat in-game pemain Valorant.
Dalam sebuah potingan blog yang terbit Jumat (24/6) lalu, Riot Games menjelaskan bahwa tim pengembang akan mulai memantau obrolan suara dalam game sebagai bagian dari upaya memerangi perilaku negatif dalam game-nya.
Langkah ini perlu dilakukan karena Riot Games menemukan banyak pemain dengan gaya komunikasi yang toxic di game Valorant.
Riot Games jelas tak ingin membiarkan hal tersebut karena berpotensi merusak permainan dan ekosistem esportsnya.
Baca Juga: Daftar Skin Bundle Update VALORANT Episode 5 Act 1, Beserta Harganya
Pada 13 Juli mendatang, Riot Games akan mulai mengumpulkan data voice chat dari game Valorant.
Pengumpulan data hanya dilakukan untuk wilayah server North America atau Amerika Utara.
Menurut Riot, pemantauan data voice chat pemain digunakan untuk mendapatkan model AI yang cukup efektif dalam membasmi komunikasi toxic in-game Valorant.
Riot Games mengaku bahwa model AI besutannya memiliki kinerja yang cukup baik dalam tahap awal peluncuran.
Kendati demikian, Riot Games masih perlu menguji kinerjanya secara lebih luas agar yakin alat tersebut dapat bekerja optimal.
"Kami tahu bahwa sebelum kami dapat berpikir untuk memperluas alat ini, kami harus yakin itu efektif," tulis Riot Games dalam unggahannya.
Selain itu, pengujian juga bertujuan untuk menemukan potensi kesalahan yang mungkin terjadi dan menentukan langkah antisipasinya.
"Jika terjadi kesalahan, kami memiliki sistem untuk memastikan kesalahan tersebut dapat diperbaiki," sambungnya.
Baca Juga: Selain Mobile Legends, Riot Games Pernah Gugat Game Moonton Lain
Riot Games berusaha untuk transparan dalam melakukan pemantauan voice chat pemain Valorant.
Riot mengatakan bahwa mereka melihat evaluasi voice chat sebagai cara ampuh untuk mengumpulkan bukti yang jelas terhadap pemain yang menggunakan komunikasi untuk melecehkan rekan satu tim.
Rencananya, alat ini juga akan memberi studio sebuah rekomendasi untuk pemain yang menyalahgunakan voice chat.
"Ini adalah teknologi baru dan pasti akan ada rasa sakit yang tumbuh," ujar Riot Games.
"Tetapi kami berjanji bahwa dengan alat ini lingkungan yang lebih aman dan lebih inklusif akan hadir bagi pemain Valorant," pungkasnya.
(*)