GridGames.ID -Setelah ajang Wild Rift SEA Icon Series Pra Season yang dilakukan di Thailand, Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Malaysia.
Kini SEA Icon Series: Pra Season untuk region Indonesia telah usai pada 21 Maret kemarin.
Bigetron Infinity didapuk menjadi pemenang dan berhasil mempertahankan kemenangan pada setiap pertandingan di turnamen ini.
Baca Juga: Baca Juga: BTR Umumkan Roster Divisi LoL: Wild Rift, Ada Mantan Pemain Timnas!
Bigetron Infinity adalah tim Wild Rift asal Indonesia di bawah naungan Bigetron Esports, organisasi yang memang sudah harum namanya berkatkompetisi global PUBG Mobile yang pernah dijuarainya.
Bigetron Infinity menang melawan MORPH Team dengan skor telak 4-0 (BO7) dan berhasil membawa pulang hadiah sebesar US$ 2.500 atau setara Rp 360 juta.
Gokilnya, tim tersebut nggak pernah kalah sekalipun dalam setiap pertandingannya.
Saat melawan Alter Ego, Bigetron berhasil menang telak 2-0 (BO3), dan kembali membantai tim Victim 3-0 (BO5).
Dibanding region lain, pick champion yang dilakukan oleh region Indonesia memang sedikit berbeda.
Kaisa, Corki, Braum, Fiora, dan Vi kerap dipilih karena memang mudah digunakan.
Terlebih, ketika masuk di putaran Grand Final, hal nggak terduga banyak terjadi, seperti strategi 1-3-1 yang diterapkan di MOBA Wild Rift.
Baca Juga: Invate Esports Menangkan Wild Rift SEA Icon Series Pra Season Thailand
Grand Final Game 1Menjadi pembukatim besutan Reza Arap, MORPH melawan sang alien, Bigetron Infinity.
Walaupun tim MORPH nggak menggunakan Marksman, sebagai gantinya mereka menempatkan Orianna di Dragon Lane.
Walaupun MORPH berkali-kali mendapatkan Dragon, solusi rotasi menjadi jawaban Bigetron untuk melakukan trading dengan turret.
Berkali-kali Bigetron berhasil melakukan split disaat MORPH mencoba mengambil Dragon atau Baron dengan komposisi all-in.
Di sisi lain, Bigetron nggak mau melakukan hal tersebut karena ia tau bakal kalah war dengan draft-pick yang sekarang, lantas Bigetron melakukan 3-2.
Camille yang digunakan oleh Falp1 dan Zed yang digunakan oleh Nuts mencuri perhatian game pertama yang dimenangkan oleh Bigetron.
Game 2
Untuk pertama kalinya, tim Bigetron menerapkan strategi 1-3-1 mirip yang dilakukan oleh Nexplay Esports.
Game kedua menjadi pembelajaran bagi tim alien untuk membaca bagaimana strategi yang telah dipelajari oleh tim MORPH.
Peletakan ward disepanjang jungle musuh menjadi cara untuk membaca pergerakan jungle dari tim MORPH.
Game kedua dimenangkan kembali oleh Bigetron karena dominasi yang diterapkan setelah berhasil mendapatkan Dragon dan beberapa turret.
Game 3
Hampir sama dengan game kedua, Bigetron kembali menerapkan 1-3-1 karena dirasa strategi ini sangat mulus berjalan.
Mereka berhasil mendapatkan First Blood, namun tempo permainan sedikit agak lambat karena pemilihan champ mereka terbilang scaling.
Game ketiga kembali dimenangkan oleh Bigetron saat memasuki late-game dan berhasil bermain snowball saat tim-fight pertama berhasil dimenangkan oleh Bigetron.
Game 4
Memasuki game terakhir, Tim MORPH menemukan solusi untuk gameplay 1-3-1 Bigetron, dengan menirunya.
Sayangnya, hal tersebut belum cukup untuk menahan gempuran Bigetron yang melakukan invasi jungler dan berhasil menghasilkan First Blood.
Berkali-kali Bigetron melakukan invasi terhadap Jungler MORPH dan unggul di early-game.
Dari sana, Bigetron yang paham betul bagaimana cara mengcounter strategi 1-3-1 milik MORPH, membuat MORPH nggak berkutik dan harus kalah dalam pertandingan.
Mimin menilai, pertandingan grand final ajang tersebut menjadi sebuah pembuka untuk strategi-strategi yang bisa diimplementasikan dengan beragam.
Seperti misalnya saat kita kalah draft-pick champ, kita masih bisa menerapkan strategi laning yang baik untuk mengubah keadaan pertarungan.
Baca Juga: Punya Pengalaman LoL, Ini 6 Roster Monochrome Esports Divisi Wild Rift
Untuk informasi menarik seputar Wild Rift lainnya, tetap bersama GridGames ya!(*)