Aturan Pembatasan Game Online di China Membuat Developer Merana!

Rabu, 01 September 2021 | 19:30
Pixabay

Ilustrasi anak bermain game PC

GridGames.ID -Baru-baru ini, Pemerintah China telah membuat aturan pembatasan game online yang ditujukankepada anak-anak dan remaja di bawah 18 tahun.

Aturan tersebut mengatur waktu bermain game online mereka, yang mana hanya diperbolehkan bermain game online maksimal 3 jam dalam 1 minggu.

Tidak hanya itu saja,anak-anak dan remaja hanya boleh bermain game setiap akhir pekan saja, yaitu hari Jumat, Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional.

Baca Juga:China Batasi Anak Main Game Online, Maksimal 3 Jam Per Minggu

Selain itu,aturan tersebut juga melarang mereka bermaindi jam yang sudah ditentukan, yaitu pukul 20.00 hingga 21.00.

Sementara itu, aturan pembatasan itu disebut telah memberikan dampak yang kurang baik terhadap banyak pihak.

Salah satu yang terkena dampak dari aturan tersebut adalah para developer game asal negeri Tirai Bambu.

Baca Juga: Ribuan Game di App Store China Bakal Dihapus, Ada Apa Gerangan?

Menurut laporan terbaru, banyak developer game menderita kerugian akibat aturan pembatasan itu.

Bahkan, sekelas developer game besar seperti Tencent dan NetEase pun terkena imbas dari aturan tersebut.

Kerugian yang diterima oleh para developer game adalah berupa turun atau anjloknya nilai saham mereka.

Tencent menjadi salah satu yang mengalami penurunan nilai saham cukup siginifikan.

Per tanggal 31 Agustus 2021, nilai saham Tencent di bursa perdagangan telah merosot sebanyak 3,6%.

Jika di total-total, semenjak artikel media milik Pemerintah China yang menggambarkan game online sebagai candu spiritual terbit, saham Tencent telah turun sebanyak 5%.

Baca Juga: Turnamen PUBG, Wild Rift, dan CODM Ditunda Karena Aturan Baru di China

Lebih lanjut, penurunan nilai saham tidak hanya dialami oleh Tencent, tetapi juga NetEase.

Nilai saham NetEase yang terdaftar di AS disebut telah melemah 3,4% di bursa perdangangan.

Tentunya, bagi Tencent dan NetEase hal tersebut bukanlah kabar yang menggembirakan.

Baca Juga: Penelitian Ungkap Game Online Bisa Mengurangi Stres di Masa Pandemi

Selain Tencent dan NetEase, ternyata turun dan melemahnya nilai saham pun dialami oleh sejumlah developer game yang bukan berasal dari China.

Perusahaan asal Korea Selatan, Krafton Inc, yang menyediakan layanan game PUBG untuk Tencent mengalami penurunan 3,4%.

Serupa dengan Krafton Inc, Nexon dan Koei Tecmo yang bukan berasal dari China tetapipunya pasar cukup besar di negara itu juga mengalami penurunan nilai saham.

Nilai saham dari Nexon dan Koei Tecmo turun sebanyak4,8% dan 3,7% pada perdagangan sesi kemarin (31/8/2021).

Baca Juga: Pemerintah Dukung Game Online Buatan Indonesia untuk Go International

Jadi, itulah beberapa informasi menarik terkait aturan pembatasan game online dari Pemerintah China yang membuat saham sejumlah developer game menurun.

Ke depannya, bukan tidak mungkin akan makin banyak developer yang mengalami nasib serupa seiring dengan mulai dibelakukannya aturan pembatasan game online ini. (*)

Tag

Editor : Amalia Septiyani