GridGames.ID - Buat yang belum tau, Riot Games adalah publisher dari game MOBA populer League of Legends.
Berpusat di Los Angeles, sebanyak lebih dari 150 karyawan mereka melakukan aksi mogok kerja memprotes beberapa kebijakan perusahaan yang dinilai merugikan pekerja.
Dua poin penting yang jadi tuntutan para karyawan adalah pemaksaan arbitrasi dan kasus pelecehan seksual yang tidak kunjung diselesaikan.
Baca Juga : Ngabuburit Nostalgia! Ini Dia Game PlayStation 1 yang Legendaris
Para karyawan ini juga berjanji akan melakukan aksi yang lebih besar kalau pihak perusahaan tidak mau memproses tuntutan sampai 16 Mei nanti.
Sekedar mengingatkan, pada tahun 2018 lalu muncul isu diskriminasi gender yang menimpa beberapa karyawati di perusahaan game itu.
Laporan menunjukkan kalau setidaknya ada 28 karyawati yang menerima perlakuan tidak menyenangkan selama bekerja di Riot.
Berlanjut di awal tahun 2019, 5 kayawati dan mantan karyawati Riot melayangkan tuntutan kepada perusahaan terkait dengan masalah tersebut.
Yang lebih parah, bulan April kemarin, para korban menerima arbitrasi paksa atas kasusnya.
Arbitrase sendiri adalah proses penyelesaian masalah dengan menggunakan jasa penengah.
Perusahaan diduga melakukan pemaksaan kepada korban untuk menganggap masalah selesai.
Baca Juga : Goks! Epic Games Store Konfirmasi Jual Game John Wick Secara Eksklusif