"Storynya (Samudra) ini kan anak yang jatuh ke dalam lautan, tenggelam gitu ke dalam dan tujuannya adalah untuk dia keluar," terang El.
Baca Juga: 4 Game Lokal Indonesia Borong Penghargaan SEA Game Awards 2021
"Ini adalah metafor sebuah situasi di mana orang yang jatuh ke dalam depresi dan mencoba segala cara untuk menuju keluar, itu sih sesimpel itu," lanjutnya.
Lebih lanjut, El juga mengatakan jika Khayalan Arts kerap berkolaborasi dengan sejumlah organisasi aktivis untuk mengkapmanyekan isu lingkungan yang dibawa Samudra.
Mulai dari Diet Kantong Plastik, EcoNusa Foundation, hingga Greenpeace menjadi sejumlah organisasi aktivis lingkungan yang pernah berkolaborasi dengan Khayalan Arts.
"Mereka itu semua pejuang-pejuang lama yang sudah memberikan opportunity untuk (Khayalan Arts) ikutan," ujar El.
Baca Juga:Seru! Begini Cerita Peserta IGDX Academy Ikuti Mentoring Session
Bentuk kolaborasi antara Khayalan Arts dengan para organisasi aktivis lingkungan yang paling sering adalah workshop.
"Jadi kita melakukan kelas gambar, kita mengajar, tapi tema-tema yang kita ajarkan gambarnya menyinggung soal pemakaian plastik gitu ya," terangnya.
"Selain itu kita juga ada art installation, kita diajak untuk membuat art installation di suatu tempat dan itu juga kita menampilkan hal yang mencolok secara visual," lanjutnya.
Kemudian Khayalan Arts juga pernah berkolaborasi dengan 50 Non-governmental Organization (NGO) di Indonesia untuk melakukan pawai bebas plastik.