GridGames.ID -Steam yang diblokir Kominfo tak cuma berdampak ke game asing, tapi juga game lokal.
Pasalnya, mayoritas developer lokal mendistribusikan game-nya lewat platform tersebut.
Agate Internasional menjadi salah satu developer lokal yang menggunakan Steam sebagai tempat menjajakan game buatannya.
Baca Juga: Inilah Nama Game yang Diblokir Kominfo karena Tak Daftar PSE
Terdapat dua game Agate Internasional yang terdapat di Steam, yaitu Valthirian Arc: Hero School Story dan Valthirian Arc: Hero School Story 2.
Menanggapi Steam yang diblokir Kominfo, pihak Agate mengatakan hal tersebut telah merugikan developer game Indonesia.
"Developer Indonesia dirugikan karena tidak bisa mengakses pasar dan komunitas global," ujar perwakilan Agate kepada GridGames, Sabtu (30/7/2022).
"Agate yang memiliki sejumlah game di platform-platform yang terbatasi aksesnya juga terpengaruh oleh situasi ini," lanjutnya.
Baca Juga: Steam Diblokir Kominfo, PBESI: Kami Ikut Regulasi yang Berlaku
Selain dari sisi developer, Agate mengatakan kerugian juga dialami oleh pemain dan platform Steam itu sendiri.
"Kerugian-kerugian tersebut sebetulnya dapat dihindari andaikan berbagai pihak berkomunikasi dengan lebih baik," ungkap perwakilan Agate.
Saat ini, Agate telah melakukan upaya komunikasi kepada pemain sembari memantau update yang ada.
Baca Juga: CEO Toge Productions Angkat Bicara Soal Steam Diblokir Kominfo
Ke depannya, developer game lokal asal Bandung itu berharap agar penyampaian informasi bisa dilakukan lebih baik lagi oleh Kominfo.
"Kami percaya bahwa melalui diwajibkannya pendaftaran PSE, Kominfo memiliki niatan baik untuk melindungi pengguna asal Indonesia," pungkasnya.
Selain Agate, developer game lokal lain yang juga mendistribusikan game-nya lewat Steam adalah GameChanger Studio.
Total ada tiga game buatan GameChanger Studio yang bisa dimainkan lewat Steam, yaitu Not A Simulator For Working, Ascender, dan Goblock's Impossible Medley.
Baca Juga: Genshin Impact dan Mobile Legends Resmi Daftar PSE Kominfo, Gak Jadi Diblokir!
Kepada GridGames, CEO GameChanger Studio, Riris Marpaung mengatakan pemblokiran terjadi karena kurangnya sosialisasi dari Kominfo.
"Mungkin dari Kemenkominfo tidak ada upaya me-reach out ya ke Steam dan yang lainnya," kata Riris.
"Ini (pemblokiran oleh Kominfo) kan sifatnya nggak permanen, bakal dibuka lagi aksesnya. Jadi dari pagi udah rame di grup WhatsApp, ya saya nggak terlalu panik sih," lanjutnya.
Baca Juga: Ada Game Judi, Inilah Game yang Terdaftar Sebagai PSE di Kominfo
Saat ditanya soal dampak terhadap industri game lokal, Riris mengatakan butuh data untuk menjawab hal tersebut.
Pasalnya hingga saat ini dari Valve (developer Steam) tidak pernah ada data besaran pasar di Indonesia.
"Kalo secara perkiraan (dampak pemblokiran terhadap game lokal) juga sulit ya karena mesti cek-cek dulu judul (game) yang dari developer lokal berapa, baru bisa tau seberapa ruginya pelaku industri," ungkap Riris.
Namun dia mengatakan jika pemblokiran ini tak kunjung usaibisa menjadi tragedi Nasional.
Ke depannya, dia pun berharap agar kejadian serupa tak terulang karena saat ini relasi antara pemerintah dan industri sudah semakin dekat.
"Next-nya jadi catatan dan evaluasi saja buat pemerintah. Apalagi sekarang relasi pemerintah dengan industri sudah semakin dekat, jadi dari industri bisa support pemerintah buat menjadi penghubung ke pihak-pihak penting dunia game global," pungkasnya.
Kominfo Minta Maaf
Dilansir dari Nextren, Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menyampaikan permohonan maaf kepada pihak terdampak dari pemblokiran.
Saat ini Kominfo sedang dalam proses komunikasi dengan Steam untuk menyelesaikan masalah yang ada.
"Mohon maaf teman-teman pengembang game dan pemain game, mohon maaf ke masyarakat karena masih ada kendala," ujarnya dalam sesi konferensi pers virtual, Minggu (31/7) pagi.
Baca Juga: Kominfo akan Blokir Game yang Mengandung Kekerasan! Hoaks atau Fakta?
Semuel mengatakan pihak Steam sedang menyiapkan data-data yang diperlukan untuk proses registrasi PSE.
Ia pun meminta agar para penikmat game bersabar dan menunggu prosesnya sampai selesai.
"Mereka (Steam) sedang melengkapi dan mereka berkomitmen untuk segera mendaftar, kita tunggu mudah-mudah mereka bisa cepat mendaftar," kata Semuel. (*)