"Let's say ex-player tertransfer Rp500 juta, terus si player tersebut main di tim tersebut (dan) performance-nya jelek banget. Itu udah pasti dihujat satu Indonesia," lanjutnya.
Menurut Aldean, berbagai hujatan yang dilayangkan itu bakal menjadi tekanan tinggi untuk sang pro player.
Baca Juga: Nocturn Alter Ego akan Laporkan Netizen yang Melakukan Doxing
Pria yang akrab disapa EVOS Luch itu mengatakan jika tak menutup kemungkinan ke depannya harga pro player akan dibuka ke publik dengan syarat komunitasnya harus sudah dewasa.
"Dewasanya itu parameternya itu seperti apa? Macem-macem ataukah memang komunitasnya sudah siap atau komunitasnya sudah tidak terlalu toxic," terang Aldean.
Namun kembali lagi ke regulasi dari liga setiap game esports yang menentukan akhirnya.
Aldean mengatakan sejauh ini hanya beberapa liga esports yang sudah membuka harga Pro Player secara transparan.
"Kayak misalkan League of Legends di Korea (dan) China PUBG misalkan terbuka, kayak buy bid sistem kan, bider tertinggi yang dapet (pemain)," katanya.
Baca Juga: EVOS Rekt Ogah Jadi Coach Esports di Masa Depan, Ini Alasannya
Kedewasaan komunitas esports di Indonesia menjadi salah satu faktor penting terkait dengan transparansi harga pro player.
Pasalnya hal tersebut bisa memberi dampak yang luas, tak cuma ke pro player-nya tetapi juga tim yang menaunginya. (*)