GridGames.ID -Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) terus berupaya untuk menjunjung tinggi regulasi yang berlaku dengan tujuan memberi perlindungan ke para pegiat esports.
Kepada Bidang Hukum dan Legalitas PB ESI, Yudistira Adipratama mengungkapkan pentingnya regulasi dalam ekosistem esports.
Menurutnya, regulasi yang ada tak cuma fokus untuk melindungi hak dan kewajiban atlet esports.
"(Regulasi esports) juga mencakup aspek-aspek lain seperti kontrak kerja, liga dan turnamen, keanggotaan pemain, ketentuan perwasitan, sponsor, anti-doping, dan masih banyak lagi," ujarnya dalam acara Media Talk di Indonesia Esports Summit 2022, Selasa (6/12/2022).
Baca Juga: Timnas CSGO Female Indonesia akan Lawan Argentina di Final Lower Bracket IESF Bali 2022
Pembuatan regulasi esports oleh PB ESI didasari oleh keresahan-keresahan yang kerap dialami para pegiat esports.
Mulai dari prize pool yang tidak dibayarkan, hingga kontrak kerja antara atlet dan tim yang tidak masuk akal.
"Regulasi ini kami buat untuk mengakomodasi isu-isu di bidang esports serta membantu para atlet menangani permasalahannya," terang Yudistira.
Baca Juga: Timnas MLBB Masuk Final IESF Bali 2022, Branz: Kami akan Raih Emas!
Pengacara Esports dari K-Case Lawfirm, Rafi Andiansyah yang turut hadir dalam acara mengatakan regulasi ini sejatinya bukan baru dibuat akhir-akhir ini.
Rafi mengatakan regulasi yang dibuat PB ESI telah dikaji dengan matang dan melibatkan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), komunitas dan klub esports, serta seluruh stakeholder dalam pembuatannya.
"Seringkali regulasi dianggap ribet oleh masyarakat karena kesadara masyarakat belum tumbuh," kata Rafi.
"Tentu regulasi ini tidak serta merta bisa langsung diterapkan, butuh proses asimilasi dan penyesuaian," lanjutnya.
Para pegiat esports terutama masyarakat muda yang turut menjadi bagian dari ekosistem esports Indonesia diharapkan tidak menganggap regulasi sebagai sesuatu yang memberatkan atau menyulitkan. (*)