Follow Us

Bukti Perjalanan Mobile Legends Bangun Ekosistem Esports Indonesia

Amalia Septiyani - Jumat, 25 Oktober 2019 | 20:00
MPL ID Season 4
Doc. Moonton

MPL ID Season 4

Meski memang para gamer yang bisa naik kasta jadi atlet esports sangat kecil jumlahnya antara 1- 5% dari total gamer karena memang tuntutan kemampuannya, esports jadi sebuah ruang pragmatis yang jauh lebih luas buat mereka-mereka berkarir di industri game.

Tanpa esports, industri game hanya mampu menawarkan ruang-ruang profesional yang sangat terbatas.

Dengan adanya esports yang merupakan racikan antara industri hiburan, olahraga, dan game, jumlah variasi para profesional yang dibutuhkan jadi lebih beragam (shoutcaster, broadcasting, videografer, manajer tim, pelatih tim, jurnalis, orang bisnis, dan segudang profesi lainnya).

Selain membuka lebar industri esports untuk berkembang di Indonesia, MPL Indonesia Season 4 juga menjadi pionir sistem liga waralaba esports pertama di tanah air.

Hal ini berarti setiap tim yang ingin berlaga di MPL Indonesia dari Season 4 dan seterusnya harus ikut menginvestasikan dana ke liga ini.

Awalnya, hal ini memang mengundang sejumlah pro kontra komunitas dan para pelaku industri game di sini, mungkin karena Indonesia memang lebih familiar dengan sepak bola yang menggunakan sistem terbuka alias relegasi, bukan sistem tertutup (franchising) yang sudah wajar digunakan di Amerika Serikat seperti NBA, NFL, ataupun MLB.

Ketakutan mereka yang kontra dengan sistem ini adalah menyusutnya ekosistem esports di level paling bawah alias amatir atau grass root.

Dylan Chia, selaku MPL Indonesia Marketing Director, mengatakan bahwa mereka nggak melihat adanya konflik kepentingan antara liga franchise, liga profesional, ataupun esports untuk kelas amatir.

Konferensi pers MPL ID Season 4
Doc. Moonton

Konferensi pers MPL ID Season 4

“Saat ini, kami juga masih punya program E-Project (Everyone for Esports) yang menjadi sebuah sistem untuk mendukung komunitas amatir. Bahkan tahun ini saja, kami sudah mendukung lebih dari 200 turnamen untuk kelas ini. Bulan ini (Oktober 2019), kami juga bekerja sama dengan PT. KAI untuk menggelar turnamen yang jadi bagian dari E- Project. Dan di tahun 2020, MPL ID akan terus berupaya untuk memperkuat pengembangan ekosistem untuk level amatir.” lanjut Dylan.

Terakhir, keputusan MPL menjadi sistem liga waralaba memang sebuah pertaruhan besar.

Namun demikian, jika MPL sukses besar, besar kemungkinannya banyak pelaku bisnis esports di luar sana yang jadi terbuka matanya dengan potensi besar industri ini di Indonesia karena sebelum 2018, Indonesia mungkin masih dipandang sebelah mata oleh para pelaku industri game dari negara-negara barat.

Editor : Grid Games

Baca Lainnya

Latest