Detasemen 9juga membawa pemain untuk menikmati keindahan alam dan budaya Indonesia melalui visual lokasi, barangin-game, dan aransemen musik.
Produk-produk buatan Indonesia, termasuk senjata, pakaian, dan peralatan lainnya, diperkenalkan, beserta konsep-konsep kebangsaan dan perdamaian yang menjadi latar belakang game ini.
Big Dade berharapbisa berkontribusi positif membangun industri esports Indonesia melalui Detasemen 9.
Baca Juga: Apakah Gamers Indonesia Anti Sama Produksi Game Lokal? Ini Analisanya
“Kami bekerja sama dengan beberapa tim esports untuk menyediakan digital merchandise dalam game ini, seperti jersey yang dapat digunakan oleh fans di dalam permainan,” ungkap Andria Wahyudi, CEO Big Dade.
Ia berharap, penjualan digital item bisa menjadi model bisnis tambahan bagi tim esports Indonesia yang saat ini sedang berkembang, dangame ini dapat menjadi tonggak sejarah baru industri game di Indonesia.
“Saat ini diperkirakan ada sekitar 40-60 juta pemain game esports di Indonesia, tapi sayangnya game yang populer saat ini bukan merupakan game buatan lokal. Detasemen 9 mencoba mengambil pasar ini dan memenangkan persaingan di dalam negeri,” ungkapnya.
Direktur Fasilitasi Infrastruktur TIK Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Muhammad Neil El Himam, menyatakan “Selain menambah daftar game buatan Indonesia yang berkualitasdan dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri, hadirnya Detasemen 9 juga berpotensi membuka jalan bagi game Indonesia untuk dipertandingkan di arena esports tingkat nasional seperti Piala Presiden esports dan Baparekraf Game Prime maupun turnamen di tingkat internasional.”
Baca Juga: Dengan Lokapala, Industri Game Indonesia Diharapkan Semakin Berkembang
Detasemen 9 dikembangkan oleh 8 orang tim pengembang game di kota Manado.
Tim ini terdiri dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi, mahasiswa, polisi, dan anggota TNI yang memiliki tujuan memperkenalkan keindahan alam dan budaya Indonesia ke mata dunia.