GridGames.ID -Liga DPC musim 2021/2022 telah selesai setelah gelaran The International 2022 usai.
Setelah DPC 2021/2022 selesai, tim-tim esports Dota 2 mulai mempersiapkan diri untuk menyambut musim DPC 2022/2023.
Banyak tim yang telah menerapkan strategi baru dengan perombakan roster dan manajemen untuk performa yang lebih baik di DPC musim mendatang.
Sementara mayoritas tim tengah bersiap menyambut DPC musim baru, tim asal wilayah Amerika Selatan mengaku belum mendapat hadiah DPC 2021/2022 yang dijanjikan.
Mereka mengklaim bahwa 4D Esports sebagai penyelenggara DPC 2021/2022 SA masih belum membayar hadiah kepada tim.
Baca Juga: EG Bubarkan Roster Dota 2, Siap Pindah ke Region Amerika Selatan!
Masalah ini muncul setelah Heitor "Duster" Pereira yang bermain dengan Wolf Team mengaku belum mendapat hadiah DPC 2021/2022 setelah 4 bulan.
"Sudah 4 bulan sejak tur DPC 3 berakhir dan Esports 4D masih belum membayar prizepool," tulis Heitor dalam akun Twitternya.
"Jika anda mengitung waktu kami 'bekerja selama DPC, ditambah semua ini. Kami menunggu setidaknya 6 bulan untuk mendapatkan bayaran kami," sambungnya.
"Bisakah Anda membayangkan para pemain tidak lagi tinggal bersama dengan orang tua mereka? Kami memiliki tagihan yang harus dibayar," pungkasnya.
Duster sendiri merupakan pemain asal Brazil yang menjadi support andalan Wolf Team.
Baca Juga:T1 Dota 2 Dilaporkan Bubar, Jual Slot DPC 2023 ke Bleed Esports?
Ia dan timnya berhak mendapatkan prize pool sebesar USD 24.000 atau sekitar Rp 375 juta berkat memperoleh posisi 6 di DPC SA Tour 3.
Hingga artikel ini ditulis, Valve dan 4DEsports masih belum memberi tanggapan resmi terkait masalah pembayaran hadiah DPC 2022 Tour 3.
Perlu diketahui, masalah pembaryaran prize pool menjadi masalah klasik Valve dan event organizer.
Baca Juga:Gaya Lucu Member JKT48 Nonton TI 11, Ketemu Ceb Hingga Resolut1on
Sebelumnya, Valve pernah menggugat GESC karena perusahaan tersebut gagal membayar sebesar USD 750.000 kepada tim, player, talent, dan agensi yang bekerja di event mereka.
Meski telah mengambul tindakan hukum, pembayaran gaji dan hadiah memerlukan waktu bertahun-tahun.
Mantan organisasi yang aktif di Dota 2 VGJ.Storm masih belum dibayar setelah menjuarai event GESC di Thailand setelah 2 tahun.
Masalah-masalah seperti ini harusnya dapat diantisipasi oleh Valve untuk menciptakan iklim kompetitif yang sehat dan sportif.
Valve harusnya lebih selektif event organizer yang bertanggung jawab dan memiliki rekam jejak yang bagus dalam penyelenggaraan turnamen Esports.
(*)