Indonesia juga menjadi negara pertama dengan sistem turnamen yang berbentuk franchise untuk esports mobile game.
Jika sistem franchise ini juga bisa diterapkan di negara-negara lainnya, Indonesia kembali menjadi tolak ukur sistem turnamen tertutup untuk game mobile.
Baca Juga: Jengkelin! 5 Hero Mobile Legends Ini Hobi Ngetroll Temen Satu Tim
Standarisasi ekosistem esports ini juga sebenarnya penting karena turut menentukan kualitas para pemain profesionalnya.
Hal ini terlihat dari gelaran M1 World Championship, hanya 2 tim non-MPL yang berhasil lolos ke babak Playoff, yakni 10S Gaming dari Jepang dan VEC Fantasy Main dari Vietnam.
5. Bursa Pasar Atlet Esports Tingkat Internasional
Jika Indonesia benar-benar ingin jadi pusat esports untuk MLBB, bursa pasar pemain esports jadi elemen penting yang harus diperhatikan.
MPL Indonesia sendiri memang sudah pernah mendatangkan beberapa pemain dari luar negeri seperti SaSa yang bermain untuk ONIC.
Tentunya, akan lebih menarik lagi jika lebih banyak pemain luar yang berlomba-lomba untuk bertanding di liga Indonesia.
Baca Juga: Carmilla Mobile Legends, Hero Support yang Punya Kemampuan CC
Sebaliknya, hal yangnggak kalah menarik adalah jika pemain-pemain MLBB Indonesia bisa ditarik untuk bermain di liga luar negeri.
Meski memang kelihatannya menarik, pasar bursa transfer pemain tingkat global masih punya PR panjang seperti penguasaan bahasa agar bisa berkomunikasi satu sama lainnya.(*)